Stasiun Kutoarjo (KTA) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Semawung Daleman, Kutoarjo, Purworejo, serta menjadi stasiun aktif yang lokasinya paling timur dalam pengelolaan Daerah Operasi V Purwokerto dan stasiun paling barat dalam pengelolaan KAI Commuter wilayah Yogyakarta-Solo. Stasiun ini merupakan stasiun utama di wilayah Kabupaten Purworejo sehingga dijadikan stasiun pemberhentian ujung bagi beberapa layanan kereta api penumpang, yaitu Sawunggalih tujuan Pasar Senen, Kutojaya Utara tujuan Jakarta Kota, dan Kutojaya Selatan tujuan Kiaracondong, serta layanan komuter Prambanan Ekspres (Prameks) tujuan Yogyakarta.

Stasiun Kutoarjo diperkirakan telah ada sejak pembangunan jalur kereta api Cilacap–Kroya–Kutoarjo–Yogyakarta pada 20 Juli 1887, beserta jalur cabang menuju Kota Purworejo. Bergabungnya Kabupaten Kutoarjo dengan Kabupaten Purworejo pada tahun 1934 membuat pengelolaan stasiun ini lebih efektif. Stasiun ini khusus untuk pemberangkatan kereta api jarak jauh yang melewati wilayah Purworejo, sedangkan Stasiun Purworejo dikhususkan untuk layanan kereta api pengumpan hingga tahun 2010.

Stasiun Kutoarjo dilayani angkutan BRT Trans Jateng trayek P1 dengan tujuan Purworejo dan Boroubudur di Kabupaten Magelang yang diluncurkan pada 1 September 2020.

Bangunan dan tata letak Stasiun Kutoarjo

Stasiun Kutoarjo memiliki delapan jalur kereta api. Pada awalnya jalur 2 merupakan sepur lurus. Setelah jalur ganda menuju Yogyakarta selesai dibangun pada tahun 2007 dan dioperasikan pada tanggal 22 Januari 2008, jalur 3 dijadikan sebagai sepur lurus jalur ganda arah Yogyakarta sekaligus sepur raya jalur tunggal dari dan ke arah Kroya, sedangkan jalur 2 dijadikan sebagai sepur lurus jalur ganda dari arah Yogyakarta sekaligus sebagai sepur badug panjang untuk langsiran rangkaian kereta api. Kemudian setelah jalur ganda menuju Stasiun Butuh dioperasikan per 30 November 2019, jalur 2 sepenuhnya dijadikan sebagai sepur lurus untuk arah Kroya, sedangkan jalur 3 sepenuhnya dijadikan sebagai sepur lurus hanya untuk arah Yogyakarta.

Rel di jalur 4–6 dirancang tanpa menggunakan batu balast/kricak. Jalur 4 dan 5 digunakan untuk menampung KA yang diberangkatkan dari stasiun ini, sementara jalur 6 biasanya digunakan untuk menampung kereta luar dinas dan langsir. Ke arah timur dari jalur 1 terdapat percabangan jalur menuju Purworejo, tetapi jalur cabang tersebut kini telah dinonaktifkan dan hanya digunakan untuk menampung sejumlah gerbong barang yang telah tidak terpakai.

Bangunan stasiun ini kini sudah tidak asli, kecuali atap kanopi utama yang menaungi jalur 1–3 serta beberapa pintu dan tembok yang menghadap peron jalur 1. Stasiun ini diduga memiliki arsitektur yang mirip dengan Stasiun Purworejo. Hal ini dirancang karena memiliki arus penumpang yang sangat tinggi, sehingga bangunan utama stasiun perlu dilakukan renovasi supaya mampu mengurangi kesemrawutan.

Di selatan kawasan stasiun terdapat depo kereta yang dikhususkan untuk menyimpan kereta penumpang. Sementara itu, di timur emplasemen stasiun terdapat sub depo lokomotif yang memiliki dua lokomotif diesel hidraulik, yakni BB 300 06 dan BB 300 16, yang sebelumnya hanya digunakan untuk kegiatan langsir, tetapi kedua lokomotif tersebut kini sudah tidak beroperasi.

Jalur lintas selatan Jawa

Kelas eksekutif

  • Argo Lawu Tambahan, tujuan Jakarta Gambir dan Solo Balapan
  • Argo Dwipangga Tambahan, tujuan Solo Balapan
  • Taksaka (reguler & tambahan), tujuan Jakarta Gambir dan Yogyakarta
  • Bima, tujuan Jakarta Gambir dan Surabaya Gubeng
  • Gajayana (reguler & tambahan), tujuan Jakarta Gambir dan Malang
  • Argo Wilis, tujuan Bandung dan Surabaya Gubeng
  • Turangga, tujuan Bandung dan Surabaya Gubeng

Kelas campuran

  • Kelas eksekutif-bisnis-ekonomi
    • Malabar, tujuan Bandung dan Malang
  • Kelas eksekutif-bisnis
    • Ranggajati, tujuan Cirebon dan Jember
  • Kelas eksekutif-ekonomi
    • Fajar Utama Solo, tujuan Solo Balapan
    • Senja Utama Solo, tujuan Jakarta Pasar Senen
    • Fajar Utama YK, tujuan Yogyakarta (arah sebaliknya beroperasi terbatas)
    • Senja Utama YK, tujuan Jakarta Pasar Senen (arah sebaliknya beroperasi terbatas)
    • Sawunggalih, dari dan tujuan Jakarta Pasar Senen
    • Gaya Baru Malam Selatan, tujuan Jakarta Pasar Senen dan Surabaya Gubeng
    • Gajahwong, tujuan Jakarta Pasar Senen dan Lempuyangan (beroperasi terbatas)
    • Mataram, tujuan Jakarta Pasar Senen dan Solo Balapan
    • Bangunkarta, tujuan Jakarta Pasar Senen dan Jombang
    • Singasari, tujuan Jakarta Pasar Senen dan Blitar
    • Lodaya, tujuan Bandung dan Solo Balapan
    • Mutiara Selatan, tujuan Bandung dan Surabaya Gubeng
    • Kertanegara, tujuan Malang dan Purwokerto
    • Wijayakusuma, tujuan Cilacap dan Ketapang
  • Kelas bisnis-ekonomi
    • Logawa, tujuan Purwokerto dan Jember
  • Kelas ekonomi
    • Kutojaya Utara, dari dan tujuan Jakarta Kota (beroperasi terbatas)
    • Jayakarta, tujuan Jakarta Pasar Senen dan Surabaya Gubeng
    • Bengawan, tujuan Jakarta Pasar Senen dan Purwosari
    • Jaka Tingkir, tujuan Jakarta Pasar Senen dan Purwosari (beroperasi terbatas)
    • Progo, tujuan Jakarta Pasar Senen dan Lempuyangan (terkadang ditambahkan kelas eksekutif)
    • Bogowonto, tujuan Jakarta Pasar Senen dan Lempuyangan (beroperasi terbatas)
    • Kutojaya Selatan, dari dan tujuan Kiaracondong
    • Pasundan (reguler & tambahan), tujuan Kiaracondong dan Surabaya Gubeng
    • Kahuripan, tujuan Kiaracondong dan Blitar

Aglomerasi

Joglosemarkerto (eksekutif-ekonomi), KA lingkar Jawa Tengah dan Yogyakarta dengan tujuan:

  • Solo Balapan (perjalanan pagi-sore searah jarum jam via Purwokerto-Tegal-Semarang Tawang-Gundih)
  • Semarang Tawang (perjalanan pagi-malam berlawanan arah jarum jam via Yogyakarta-Solo Balapan-Gundih)
  • Cilacap dan Yogyakarta (jadwal terbatas)

Komuter

  • Prambanan Ekspres (Prameks), dari dan tujuan Yogyakarta

Barang

Angkutan logistik Overnight Services (ONS):

  • Parcel Selatan, tujuan Bandung dan Surabaya Kota
  • Parcel Tengah, tujuan Jakarta Gudang dan Malang